Langsung ke konten utama

Mengikhlaskan.

Aku sayang kamu. Banget.

Tapi..

Melihatmu sudah berbahagia dengan orang lain. Tertawa bersama orang lain.  Mengucap rindu dengan orang lain. Sudah  sangat cukup untuk membuatku berhenti, cukup sampai disini. Berhenti untuk berharap, menunggumu. Satu hal yang gak bisa membuatku berhenti, yaitu tetap menyayangimu.

Aku ikut bahagia jika melihatmu bahagia. Bahagia sekali ketika meihatmu walau hanya dari story instagram.  Bahagia melihatmu baik-baik saja. Ingin rasanya menyapamu, bertanya kabar. Kamu gak tau kan kabar aku sekarang? Hehe

Ah.. udah gak penting juga kabarku untuk kamu.

Aku tau, ini salahku.

Sungguh, aku menyesal. Aku mau minta maaf, aku yang gak pernah kasih kepastian. Aku yang selalu plin plan. Semua itu karena egoku. Egoku mengalahkan semuanya. Tapi, itu semua sudah terlmbat bukan? Sekarang cuma ada aku dan penyesalanku.

Kamu baik, baik banget. Terimakasih atas segalanya.

Terimakasih atas ketulusanmu. Kesabaranmu. Kesetiaanmu.

Banyak pelajaran yang bisa aku ambil selama bersama kamu. Salah satunya, menghargai sesuatu. Apapun itu, dari hal yang paling kecil sekalipun.

Kebaikanmu gak terhitung. Aku disini hanya bisa mendo’akan mu agar kamu selalu bahagia.

Aku sudah ikhlas melihatmu bersama orang lain..

Meskipun ini sangat berat, tapi aku harus terbiasa. Aku gaboleh egois.

Perpisahan tanpa kata-kata perpisahan ternyata lebih menyakitkan. Hubungan yang aku gak tau selesainya kapan. Akhirnya seperti apa, statusnya apa. Sudahlah, semua telah berlalu.

Sekali lagi, terimakasih dan bahagia selalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

essay tentang cita-cita

YAKINLAH Karya : Azzahra Rahimi Sejak kecil kita sudah ditanyai sudah besar mau jadi apa, ingin bekerja apa, dan ditanya apa yang cita-cita setelah besar nanti. Jawaban pada umumnya adalah ingin menjadi dokter, pilot, astronot, bahkan superhero. Kita menjawab tanpa mengerti apa definisi cita-cita yang sesungguhnya. Hanya sekedar mengetahui itu adalah sebuah profesi yang bagus terlihat keren, terinspirasi dari kartun yang dilihat atau mengikuti orang tuanya. Tanpa memikirkan bagaimana caranya untuk menggapai cita-cita tersebut. Menjadikan diri sendiri berada pada posisi yang diinginkan adalah hal yang wajar, karena setiap manusia berhak dan pasti mempunyai cita-cita dalam kehidupan ini. Banyak orang berpendapat bahwa hidup tanpa cita-cita mati saja, karena orang hidup tanpa mempunyai cita-cita bagaikan mayat hidup. Tujuannya memiliki cita-cita yaitu  untuk membakar semangat agar terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dalam kehidupan ini sehingga menjadi sebuah penge...

2020, seperti kiamat kecil bagiku ( part 1 )

       Dari pertama kali muncul berita tentang adanya covid 19, aku termasuk yang paling takut, panik, khawatir juga cemas. Melihat penyebarannya yang begitu mudah dan cepat. Disamping berdo'a memohon perlindungan kepada Allah, aku di rumah juga menerapkan protokol kesehatan. Adanya kabar akan  lockdown juga membuat keluarga kami ikut serta membeli persediaan makanan yang lebih untuk berjaga-jaga.       Covid 19 ini juga berampak pada sistem pendidikan, dimana pada bulan Maret seluruh instansi pendidikan mengumumkan libur selama dua minggu -pada awalnya. Aku segera memutuskan untuk pulang ke rumah. Emang sedikit nekat, semua menyarankan untuk tetap stay di kosan karena kalo pulang beresiko apalagi naik kendaraan umum. Tapi aku maksa untuk pulang. Untungnya di bis ga terlalu rame paling cuma setengahnya, di perjalananpun aku berusaha menjaga agar tidak banyak menyentuh dan menutup mulut dan hidung dengan kerudung karena saat itu masker dimana-...

dibalik haha hihi

    Udah satu tahun setengah kuliah online, alias udah mau tiga semester. Jujur aja rasanya nano nano. Pertama, seneng banget karena gue kuliah di rumah dimana gue tiap hari ketemu orang tua gue, ga harus mikir lagi makan nyuci gimana, ga sendiri, lingkungan yg nyaman dll nya deh. Tentu itu hal yg gue syukuri, banget. Alhamdulillah juga orang tua gue ngerti, mendukung dan selalu mendoakan. Jadi kaya gaada alesan deh kalo buat ga kuliah di rumah.     Kedua, cape banget dan stress. Awal2 emang enak 'wah asik bgt kuliahnya santai' 'enak bgt ga harus mandi dulu' 'bisa sambil rebahan' tapi setelah satu semester berlalu, tugas menumpuk, deadline ga kira2, ketemu dosen baru yg wow tidak bisa ditebak. Booom. Baru kerasa capenya. Belom lagi kalo tugas kelompok tapi rasa individu. Sebenernya yg bikin cape bukan 100% karena tugasnya sih, karena kalo pun ga online tugasnya bakal tetep sama. Yang bikin cape adalah ketika harus tiap hari depan layar, ga ketemu temen, gaada t...